Selasa, 25 Februari 2020

Legenda Raja Milo – Ilo

Legenda Raja Milo – Ilo
Tersiar ceritera tentang seorang anak yang bernama Raja Milo – ilo. Raja Milo – ilo berasal dari tanah Kaban, tetapi dia tinggal dengan mamanya di kampung Raya (kini termasuk bagian dari wilayah Berastagi, Kabupaten Karo). Mamanyalah yang mendirikan kampung Raya. Mamanya terkenal, disamping kedudukannya sebagai Simantek Kuta, ilmunya banyak seperti cara menyuburkan tanah pertanian, cara mangobati orang sakit dan cara mengembang – biakkan hewan ternak. Dia diberi gelar “Guru Mbelin Perkata Tuhu” artinya Datu Besar dan apa yang ucapkannya selalu menjadi kenyataan.
Adapun kerja Raja Milo – ilo di rumah mamanya ialah menggembalakan ternak. Pagi – pagi mengeluarkannya dari kandang, kemudian membawa ternak ke padang rumput dan sore hari menjelang senja menghalaukannya kembali ke kandang. Begitulah tugasnya dari hari ke hari, bulan ke bulan dan tahun ke tahun, yang dilakukannya dengan sepenuh hati dan penuh kepatuhan.
Tugasnya yang lain ialah mengambil garam ke daerah Kotacane di Tanah Alas. Di masa lampau garam di daerah Karo datangnya dari sana. Jika garam di rumah sudah habis, maka disuruhlah Raja Milo – ilo ke Tanah Alas untuk mengambilnya. Perjalanan yang harus dilalui cukup jauh, lagipula amat sulit karena perhubungan yang baik belum ada pada masa itu. Namun, itupun dikerjakan Milo – ilo dengan patuh tanpa membantah sepatah katapun.
Kepatuhan dan kesungguhan Raja Milo – ilo ini disadari oleh mama dan maminya, dimana kebaikan selama ini hendak mereka balas dengan cara yang sepantasnya menurut adat Karo, yaitu mereka hendak mengambil Raja Milo – ilo menjadi menantu. Hal itupun telah diketahui oleh Raja Milo – ilo, akan tetapi tidaklah diharapkannya benar. Lagipula sudah sepantasnya ia mengabdikan diri kepada kalimbubunya.
Mamanya bermaksud mengawinkannya dengan impalnya, puteri yang sulung. Tetapi kemudian ternyata bahwa puteri yang sulung kawin dengan pemuda lain, bukan dengan Raja Milo – ilo. Sang mama membujuknya agar jangan kecewa atas tingkah laku adiknya itu dan menjanjikan akan memberikan puteri kedua mereka sebagai pasangan Raja Milo – ilo. Puteri yang kedua itu masih kecil dan dimintanya agar Raja Milo – ilo bersabar hati menunggunya hingga cukup umur untuk dikawini. Dan Raja Milo – ilo menerima tawaran mamanya itu. Namun apa yang dilakukan oleh kakaknya diulangi lagi oleh adiknya ini. Diapun akhirnya kawin pula dengan lelaki lain, bukan dengan Raja Milo – ilo. Sekali lagi mama - mainya menyatakan rasa kecewa atas perbuatan anaknya dan kembali membujuk Raja Milo – ilo supaya jangan kecewa dan sakit hati atas tingkah laku adiknya itu. Oleh Raja Milo – ilo dijawab bahwa semuanya itu adalah kehendak Tuhan dan belum merupakan pertemuannya untuk kawin dengan impalnya. Namun kepatuhan dan kesetiaan Raja Milo – ilo tidak berkurang karena kejadian itu.
Pada suatu kali, habis lagi persediaan garam di rumah mamanya. Dan kali ini mama menghendaki agar dicarikan garam putih, dan kabarnya garam putih itu hanya ada di daerah Labuhan. Mamanya sendiri tidak tahu dimana letaknya Labuhan. Tetapi karena inginnya merasakan garam putih yang konon luar biasa itu maka disuruhnya juga Raja Milo – ilo perg. “Kau cari sendirilah jalan ke sana dan bawalah garam putih itu secukupnya pulang”, perintah si kalimbubu kepada kemenakannya. Maka berangkatlah Raja Milo – ilo mencari garam putih ke daerah Labuhan. Dalam perjalanannya berdoalah dia kepada arwah Bapa - Nandenya yang sudah lama meninggal agar senantiasa melindunginya dan mempertemukannya dengan orang yang tahu jalan ke Labuhan.
Setelah berjalan beberapa hari melalui hutan lebat dan perjalanan yang sulit, sampailah dia ke kampung Tanjung. Di sebuah pancuran dicuci mukanya. Sesudah itu, dia berdoa lagi untuk arwah kedua orang tuanya yang telah tiada. Setelah lama berjalan sampailah dia dekat perbatasan Berastagi. Dijumpainya sebuah bukit dan dibukit itu mengalir sebuah sungai. Oleh Raja Milo – ilo sungai itu dinamakan Lau Ciger, karena dia sampai disitu menjelang tengah hari. Lepas dari bukit Gung Medalit (kini dinamai Gundaling) dituruninya bukit itu dan tibalah dia di kampung Peceren. Di tempat itu dia bermalam, serta esok harinya melanjutkan perjalanan kembali. Setelah lama berjalan, sampailah dia di sebuah bukit yang bernama Tabu – tabu (kini Tangke Tabu). Setelah meninggalkan tempat itu, ia tersesat di jalan. Sebenarnya ia bermaksud hendak ke Labuhan, tahu – tahu sampai di hutan Penatapen.
Diteruskannya berjalan melalui hutan lebat, lembah yang curam dan tebing yang tinggi sampailah dia di kaki Gunung Sibayak. Dijumpainya dua buah jalan terntang dimukanya tetapi tak tahu mana yang akan diturut. Dengan tidak disadarinya, kakinya terus juga melangkah dan ketika berhenti di suatu tempat tahulah dia bahwa sudah sampai ke pinggang Gunung Sibayak. Di tengah jalan dia bertemu dengan tiga orang gadis, masing – masing bernama Bunga Eru, Terang Perukuren dan Jegir Jawa. Ketiganya mempunyai sifat dan tingkah laku yang berbeda – beda. Bunga Eru lembut bicaranya, sopan tingkah lakunya dan tidak ada sifat yang patut dicela. Akan halnya Terang Perukuren, lapang hati, ramah dan suka gembira. Jegir Jawa tingkah lakunya agak kasar namun hatinya baik. Ketiganya memperkenalkan diri kepada Raja Milo – ilo. Sesudah saling berkenalan akhirnya ternyata bahwa ketiga gadis ini adalah impalnya. Karena hari sudah malam dan Raja Milo – ilo tak tahu jalan, maka ketiganya membawanya ke puncak Gunung Sibayak tempat orang tua gadis itu tinggal. Tak dinyana, ketiganya adalah anak penguasa Gunung Sibayak.
Kedatangan Raja Milo – ilo pada mulanya disembunyikan oleh ketiga puteri tersebut, tetapi karena didesak oleh para panglima raja yang amat curiga, maka Raja Milo – ilo pun dikeluarkan dari persembunyiannya. Oleh ketiga gadis itu, dia diperkenalkan sebagai bere - bere sang raja gunung. Pada mulanya raja sendiri masih sangsi tetapi setelah melalui bermacam – macam ujian akhirnya diakuilah sebagai kemenakannya. Dan ketika keberanian dan ketangkasannya dipertandingkan dengan panglima – panglima yang ada, semuanya dapat dikalahkan oleh Raja Milo – ilo. Kemudian baru diketahui bahwa kebanyakan panglima itu berhati busuk dan tidak jujur melihat kedatangan Raja Milo – ilo. Mereka menginginkan puteri raja yang ketiga orang itu untuk dijadikan istri dan adanya Raja Milo – ilo disana mereka anggap sebagai saingan berat untuk mereka. Namun hati yang busuk dan ketidak – jujuran itu menjadi sebab bagi kekalahan mereka.
Sejak waktu itu Raja Milo – ilo tinggal menetap di puncak Gunung Sibayak dan kawin dengan ketiga puteri raja itu. Di kemudian hari dia dikeramatkan di gunung tersebut.

SUMBER : 
http://tambarmale.blogspot.com/2012/11/legenda-karo-raja-milo-ilo.html
Tim Pelaksanaan Proyek – Proyek Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sumatera Utara. (et.al). Cerita Rakyat dari Sumatera. (Jakarta: Balai Pustaka, 1981), hlm. 27 – 29.    

Senin, 27 Januari 2014

PSMS Medan VS PS Karo-Karo

PSMS Medan VS PS Karo-Karo
Pada sebuah pertandingan persahabatan antara PSMS Medan dengan PS Karo-karo, pertandingan di selenggarakan di kota medan.
Sebelum pertandingan MC lapangan memperkenalakan nama-nama kedua tim, untuk kesempatan pertama di sampaikan nama-nama pemain dari PS Karo-Karo karena sebagai tamu.
"Selamat datang para penonton di Stadion Teladan Medan inilah pertandingan persahabatan yang kita nantikan antara PS Karo melawan PSMS Medan" kata MC Membuka
"Sebelum pertandingan di mulai baik kita perkenalkan dulu kekuatan kedua tim kita mulai dengan PS Karo sebagai tamu"
"Dibawah mistar ada Lengket Silangit, kita lihat di barisan belakang ada Jatuh Bangun dan Jegal Tarigan, ...."
MC terus melanjutkan pengumumannya "Di barisan depan ada Lari Peranginangin dan Tembak Sitepu...... dan untuk mengkomandokan tim dipimpin..." MC berhenti sesaat menarik napas panjang "Bah.....oleeeeh Pasti Menang Karo-Karo......"
Penonton terdiam mendengar pengumuman MC dan tiba-tiba kapten tim PSMS Medan berteriak dari tengah lapangan "Menyerah..... bah......namanya saja sudah menakutkan apa lagi mainnya....Dak akan pernah menang nya.. kita lawan dia"

Sumber: http://www.ketawa.com/2009/02/5724-psms-medan-vs-ps-karo-karo.html#ixzz2rb7FmGyl

Sabtu, 25 Januari 2014

Lalit Huruf "S"

Lit sada bapa-bapa lakonna lalap masang togel, pasang na togel tiap wari
tapi lenga bo tentu kena sada bulan sekali pe
perban nggo mbuena iya keri cubakena cara si agak mengacu adrenalin.
lit begi begina kalak cerita bas warung kopi lit sada ingan sesembahen
si emkap bas sada batang si terkenal keramat bas kutana.
i banna menda persiapen sesajen emekap belo(daun sirih),rimo mungkur(jeruk purut), ras sebungkus isap gudang garam
berkat menda iya ku ingan sesembahen enda pas malam jum,at
atena mbera kari nini penghuni batang mbelin ahndai mbereken kode nomor togel man iya
lagia empat angka 2 angka pe lodalih atena.
kenca nggo i banna sesajen enda ndai kundul menda iya mencayang janah penuh konsentrasi,
ngerana menda iya. ooo... nini mekuah min tendu sitik ernen aku bereken min nomor jitu gelah tembus pagi aku masang togel e
la ndekah bas keheningen berngi e lit begina sora..sorana emkap SSS... nina ngerana labo lit huruf S NINI adi bas togel angka nomor krina nini"
erdekahna erdiherna begikena SSS... nina ka ngerana labo lit SSSSS nini adi bas togel nina agak merawa tena landekah begina bas nahena sora SSSSS... patok nipe iya
kiam iya janah ngerana aaamppunnn nini asuh-asuehndu kepeken ena nina la tehna kepeken nipe si matuk iya

NB:mari kita mendekatkan diri kepada tuhan yang maha esa jauhi segala perbuatan musyrik dan judi

Pua Ras Leto

Lit Sada Kisah Pua ras Leto enda erdemu bayu
ngerana pua man leto
Pua: Erjabu kita agi rumahku saja kita tading kam kum rumah saja aku si encari
Leto: Adi bage nindu ota kita berkat.
lenga ndekah warina sakit menda Leto, nungkun menda pua.
Pua:uga makana kam sakit adi kam man medem nge saja pendahindu rumah labo latih
Leto:labo kin latih aku kaka tapi reh kenca angin e mbiar kel aku hembusken angin asarndu e,nce adi nggo berngi gejek kel nterem nari agi-agindu sada asar e pe la tertunduhken aku.
Pua: Jadi uga nge siban???
Leto: Uga akapndu adi ku asarku saja kita, kam kum saja rumah aku saja si encari.
Pua: Bage nindu ota kita berkat agi.
Landekah si Pua tading bas asar Leto piga-piga wari magin menda iya.
Leto: Uga makana kam sakit kaka adi kam rumah nge dahindu kem.
Pua: IH...mbiar aku agi Lewat Kenca KERBO e ndigan nge perjakna aku ras asarndue teku.
leto: Jadi uga menda siban kaka
Pua: Uga akapndu adi siban asarta ola meganjangsa ula ka meteruhsa.
Leto: ih adi bege nggo merandal ma lanai lit sikita si kebiaren.

NB:Jadi Inti dari cerita ini adalah kita tidak di benarkan memaksakan kehendak karena apa yang kita sanggup belum tentu orang lain sanggup jadi di butuhkan yang namanya MUSYAWARAH untuk membuat jalan keluar agar yang kuat membantu yang lemah,yang salah di luruskan oleh yang benar bukan menghakimi.